Seni Kriya Gerabah (Teknik dalam membuat Gerabah)– Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibuat lalu dibakar untuk lalu dijadikan alat-alat yang berkhasiat membantu kehidupan manusia. Kita sanggup menyampaikan Seni Kriya apabila seni itu dibuat dari tangan tanpa mengurangi aspek fungsional.
Gerabah merupakan salah satu hasil dari seni terapan. seni terapan merupakan seni yang balasannya mempunyai fungsi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sebagai contoh, gerabah mempunyai fungsi sebagai perkakas atau alat-alat rumah tangga. Gerabah ini terbuat dari tanah liat yang lalu dibakar dengan suhu tertentu.
Kerajinan gerabah di Indonesia telah dikenal semenjak zaman Neolitikum (zaman prasejarah/zaman watu baru) sekitar 3000–1100 SM. Gerabah juga dikenal dengan istilah tembikar atau keramik. Gerabah yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia berupa barang pecah belah ibarat tempayan, periuk, belanga, kendi, dan celengan. Teknik pembuatan gerabah pada ketika itu sangat terbatas dan sederhana. Proses final dari pembuatan gerabah yakni pembakaran suhu rendah dengan memakai jerami atau sabut kelapa.
Sampai ketika ini seni pembuatan gerabah masih bertahan di beberapa kawasan di Indonesia, terutama di desa-desa. Teknik pembuatannya pun masih sederhana dan tradisional. Tujuan dari pembuatan gerabah ini pun masih hanya untuk keperluan masyarakat sehari-hari, yaitu benda-benda praktis. Belum banyak pengrajin gerabah yang menawarkan suatu perjuangan untuk membuat gerabah yang bernilai estetis.
Berikut ini beberapa hasil seni gerabah yang banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia beserta fungsinya.
1. Kendi berfungsi sebagai tempat menyimpan air minum.
2. Periuk berfungsi sebagai alat untuk memasak nasi.
3. Belanga berfungsi sebagai alat untuk memasak sayur.
4. Tempayan berfungsi sebagai alat untuk menyimpan beras atau air.
5. Anglo berfungsi sebagai alat untuk memasak (serupa dengan kompor).
6. Celengan berfungsi sebagai tempat menyimpan uang.
Selain gerabah yang dibuat secara tradisional, ada pula gerabah yang sudah dibuat dengan memerhatikan imbas seni. Gerabah tersebut merupakan gerabah modern yang dikelola secara profesional. Kualitas barang yang dihasilkan pun sanggup dibanggakan. Hal itu sanggup dilihat dari pemilihan materi dasar, desain, ragam hias, serta proses final pembuatannya.
Seni membuat gerabah banyak terdapat di Indonesia. Hampir di setiap pulau di Indonesia mempunyai seni membuat gerabah. Daerah-daerah tersebut antara lain Plered (Purwakarta), Sitiwangun (Cirebon), Kasongan (Yogyakarta), Banjarnegara (Bandung), Kapal (Bali), Mayong (Jepara), Klampok (Purwokerto), Jatiwangi (Majalengka), Dinoyo (Malang), Lombok (Nusa Tenggara Barat), dan Takalar (Sulawesi Selatan).
Teknik Pembuatan Gerabah
Bahan dasar yang dipakai untuk membuat gerabah yakni tanah liat. Sebelum dibuat gerabah, tanah liat tersebut diproses terlebih dahulu dalam beberapa tahapan. Selain itu, ada juga materi suplemen lain, yaitu kaolin. Tanah liat yang sudah siap lalu dibuat dengan tangan eksklusif atau memakai alat putar.
Bentuk gerabah yang akan dibuat diadaptasi dengan fungsi benda tersebut ketika digunakan. Ada gerabah yang dipakai untuk alat memasak ibarat periuk dan belanga, ada yang dipakai untuk menyimpan air atau beras ibarat tempayan, ada yang dipakai untuk menyimpan air minum ibarat kendi, dan ada yang dipakai untuk hiasan ibarat guci dan vas bunga.
Peralatan yang dipakai untuk membuat gerabah, antara lain:
- pisau cukil yang terbuat dari kayu/bambu,
- sundip yang terbuat dari kawat,
- butsir dengan tangkai kayu,
- tali pemotong, meja putaran (subang pelarik),
- kayu salab atau kayu rol penggilas, dan pisau.
Dalam membuat benda yang terbuat dari materi tanah liat diharapkan teknikteknik tertentu biar dalam prosesnya gampang dan efektif. Adapun teknik-teknik yang biasanya dipakai oleh pembuat gerabah atau keramik antara lain teknik lempeng, teknik pijat, teknik pilin, teknik putar, teknik cetak tekan, dan teknik tuang.
1. Teknik Lempeng (Slabing)
Teknik lempeng (slabing) merupakan teknik yang dipakai untuk membuat benda gerabah berbentuk kubistis dengan permukaan rata. Teknik ini diawali dengan pembuatan lempengan tanah liat dengan memakai rol kayu penggilas. Setelah menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama, kau sanggup memotong dengan pisau atau kawat sesuai dengan ukuran yang kau inginkan. Selanjutnya, kamu dapat membuat menjadi bentuk kubus atau persegi. Kemudian, tahap final diberi hiasan dengan cara ditoreh pada ketika tanah setengah kering.
2. Teknik Pijat (Pinching)
Teknik pijat (pinching) merupakan teknik membuat keramik dengan cara memijat tanah liat eksklusif memakai tangan. Tujuan dari penggunaan teknik ini yakni biar tanah liat lebih padat dan tidak gampang mengelupas sehingga balasannya akan tahan lama. Proses pijat sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Ambil segumpal tanah liat plastis.
b. Tanah liat tersebut diulet-ulet dan dipijitpijit dengan ibu jari sambil dibuat sesuai dengan bentuk benda yang kau inginkan.
c. Haluskan memakai kuas atau kain halus.
3. Teknik Pilin (Coiling)
Teknik pilin (coiling) yakni cara membentuk tanah liat dengan bentuk dasar tanah liat yang dipilin atau dibuat ibarat tali. Cara melaksanakan teknik ini yakni segumpal tanah liat dibuat pilinan dengan kedua telapak tangan. Ukuran tiap pilinan diadaptasi dengan ukuran yang kau inginkan. Panjangnya pilinan juga disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian, pilinan tanah liat tersebut kau susun secara melingkar sehingga menjadi bentuk yang kau inginkan. Jangan lupa tiap susunan ditekan dan tambahkan air supaya menempel.
4. Teknik Putar (Throwing)
Untuk membuat gerabah dengan teknik putar (throwing), kau memerlukan alat bantu berupa subang pelarik atau alat putar elektrik. Cara melaksanakan teknik ini yakni dengan mengambil segumpal tanah liat yang plastis dan lumat. Setelah itu, taruhlah tanah liat di atas meja putar sempurna di tengahtengahnya.
Lalu, tekan tanah liat dengan kedua tangan sambil diputar. Bentuk tanah liat sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Teknik putar umumnya menghasilkan benda berbentuk lingkaran atau silindris.
5. Teknik Cetak Tekan (Press)
Teknik cetak tekan dilakukan dengan menekan tanah liat yang bentuknya diadaptasi dengan cetakan. Teknik ini dilakukan untuk mendapat hasil dengan waktu yang cepat.
6. Teknik Cor atau Tuang
Teknik cor atau tuang dipakai untuk membuat gerabah dengan memakai contoh alat cetak. Tanah liat yang dipakai untuk teknik ini yakni tanah liat cair. Cetakan ini biasanya terbuat dari gips. Bahan gips dipakai sebab gips sanggup menyerap air lebih cepat sehingga tanah liat menjadi cepat kering.
Cara Pengolahan Tanah Liat yang baik untuk dipakai sebagai materi dasar membuat gerabah yakni tanah liat yang berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dipakai untuk membuat gerabah. Pertama-tama, tanah liat disimpan di suatu tempat, lalu disiram air hingga lembap merata. Setelah itu, tanah liat didiamkan selama satu hingga dua hari. Lalu, tanah liat digiling biar lebih rekat dan liat. Ada dua cara penggilingan, yaitu secara manual dan mekanis. Penggilingan manual dilakukan dengan cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi giat dan halus. Adapun secara mekanis, tanah liat digiling dengan memakai mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan memakai proses giling manual. Tanah liat yang sudah digiling ini sudah siap untuk digunakan membuat gerabah.