Tempat pelelangan ikan ramai setiap hari pada animo tangkap ikan. Akan tetapi, bila gelombang maritim sedang besar dan cuaca buruk, kawasan ini menjadi sepi. Para nelayan tidak sanggup melaut, sehingga mereka tidak punya hasil tangkapan yang sanggup dijual. Begitulah kehidupan para nelayan.
Para nelayan juga harus memelihara maritim kawasan mereka mencari ikan. Mereka tidak memakai zat berbahaya menyerupai racun dan bom ikan yang akan memusnahkan isi laut. Mereka memakai peralatan sederhana, menyerupai jala ikan biasa dan memakai bahtera nelayan tradisional. Ketika bahtera mereka telah penuh dengan muatan ikan, mereka akan kembali ke pantai untuk menjual tangkapan mereka. Mereka harus memastikan maritim mereka tidak terkotori oleh zat-zat berbahaya yang sanggup mengancam kehidupan biota maritim dan kehidupan mereka sendiri.
Kehidupan para nelayan pun diwarnai dengan serangkaian acara yang telah diturunkan dari nenek moyang mereka. Beberapa acara menyerupai Perayaan Petik Laut dilakukan untuk menunjukkan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Acara ini pun dimaksudkan supaya mereka terlindung dari ancaman dan maritim menghasilkan banyak ikan untuk ditangkap.
Paragraf Pertama |
|
Paragraf Kedua |
|
Paragraf Ketiga |
|
Paragraf Keempat |
|
- Siapa saja yang bertemu di kawasan pelelangan ikan? (Nelayan dan pedagang ikan)
- Kapan biasanya kawasan pelelangan ikan ramai? (Setiap hari pada animo tangkap ikan)
- Bagaimana cara para nelayan harus memelihara maritim kawasan mencari ikan?(Tidak memakai zat berbahaya dan alat tangkap sederhana)
- Siapa yang menghipnotis kehidupan para nelayan? (Nenek moyang mereka)
Tuliskanlah pemahamanmu wacana isi bacaan dalam goresan pena satu paragraf berikut.
Para nelayan dan pedagang ikan bertemu di sebuah kawasan pelelangan ikan. Tempat pelelangan ikan ramai setiap hari pada animo tangkap ikan. Para nelayan juga harus memelihara maritim kawasan mereka mencari ikan. Kehidupan para nelayan diwarnai dengan serangkaian acara yang telah diturunkan dari nenek moyang mereka.