Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh benda. Secara umum, mengetahui adanya kalor yang dimiliki oleh benda sanggup dilakukan dengan cara mengukur suhu benda tersebut. Jika suhu benda tinggi, kalor yang dikandung oleh benda juga besar. Sebaliknya, jikalau suhu benda rendah, kalor yang dikandung oleh benda juga kecil.
Kalor yang dimiliki oleh suatu benda sanggup berubah-ubah. Bisa naik, sanggup juga turun sebab kalor sanggup berpindah dari suhu tinggi menuju suhu rendah. Contoh bahwa kalor sanggup mengubah suhu benda: Air panas mempunyai suhu tinggi. Air hambar mempunyai suhu rendah. Apabila kedua air dicampur, adonan itu akan menghasilkan suhu baru. Suhu rendah akan meningkat sebab mendapatkan panas yang bersuhu tinggi.
Suhu air yang sebelumnya panas berkembang menjadi lebih hambar dan suhu air yang sebelumnya hambar menjadi lebih panas. Hal ini menawarkan bahwa air panas melepaskan kalor dan air hambar mendapatkan kalor dari air panas untuk menaikkan suhunya. Semua benda sanggup melepas dan mendapatkan kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor.
Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung mendapatkan kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah dikala zat tersebut melepas atau mendapatkan kalor. Dengan demikian, sanggup diambil kesimpulan bahwa kalor sanggup mengubah suhu suatu benda.
Saat air dipanaskan, air yang semula hambar (bersuhu rendah) mendapatkan panas dari api melalui cerek
Air mendapatkan panas, lama-kelamaan air menjadi panas (suhu meningkat).
Kesimpulan
Makin besar energi panas yang diterima air, makin besar pula kenaikan suhu pada air.