Dalam kesempatan ini saya akan membagikan sedikit ilmu pengetahuan perihal bahan Bahasa Indonesia.Tentunya kita sebagai warga negara Indonesia harus mengerti perihal makna-makna/arti bahasa yang kita ucapkan.Apakah kata yang kita ucapkan itu mengandung makna yang hiperbola (lebih dari satu) atau tidak.
Ambigu atau ketaksaan adalah suatu bentuk konstruksi yang ditafsirkan mempunyai makna lebih dari satu. Oleh sebab itu, kalimat ambigu yaitu kalimat yang memilliki makna ganda.
Untuk memahami kalimat ambigu, perhatikan pola dibawah ini:
Kami berharap semoga hadirin menyukseskan aktivitas yang telah memakan dana ratusan ribu ini.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas merupakan salah satu pola frasa ambigu.
Frasa ratusan ribu mempunyai dua arti.
1. Ratusan/ribu = seratus lembar ribuan.
2. Ratusan ribu = satu lembar uang seratus ribu.
Dalam bahasa lisan, penafsiran ambigu tidak akan terjadi sebab ada pembedaan cara mengucapkannya. Akan tetapi, dalam bahasa tulis penafsiran ganda ini sanggup saja terjadi jikalau penanda-penanda ejaan tidak lengkap.
Untuk menghindari keambiguan atau kesalahan penafsiran, sebaiknya kalimat tersebut dilengkapi dengan tanda hubung (-). Fungsi tanda hubung dalam penulisan kata-kata untuk menandai pembacaan frasa semoga tidak menjadikan keambiguan. Fungsi tanda hubung ini sama dengan fungsi garis miring (/) dalam penulisan kalimatnya. Tanda hubung diletakkan di antara kata yang dibaca dengan jeda.
Contoh:
Kami berharap semoga hadirin menyukseskan aktivitas yang telah memakan dana ratusan-ribu ini, atau
Kami berharap semoga hadirin menyukseskan aktivitas yang telah memakan dana ratusan ribu ini.
1.Mainan sobat gres itu berwarna kuning.
Kalimat tersebut menjadikan makna ganda pada frasa mainan sobat baru.
a. mainan/teman gres = yang gres yaitu teman.
b. mainan teman/baru = yang gres yaitu mainan.
Agar tidak menjadikan makna ganda, kalimat di atas sanggup diubah menjadi kalimat berikut.
1. Mainan-teman gres itu berwarna kuning.
2. Mainan teman-baru itu berwarna kuning.
Cara membaca kalimat nomor 1 tersebut yaitu sesudah kata mainan diberi jeda. Pada kalimat nomor 2 jeda pembacaan dilakukan sesudah kata baru. Jadi, frasa yang tidak ambigu pada kalimat nomor 1 yaitu sobat baru. Selanjutnya, pada kalimat nomor 2 frasa yang tidak ambigu yaitu mainan teman.
Selain terjadi di dalam kalimat, ambiguitas sanggup pula terjadi antarkalimat.
Contoh:
Ali dekat dengan Amin.
Dia sangat mencintai adiknya.
Contoh di atas tidak diketahui secara terang siapa mencintai adik siapa sehingga kalimat tersebut mengandung ambiguitas. Tidak terang siapa yang dimaksud dengan ia dan adiknya dalam kalimat Dia sangat mencintai adiknya. Kalimat di atas akan menjadi terang jikalau diubah menjadi menyerupai berikut.
Ali dekat dengan Amin.
Ali sangat mencintai adik Amin.
Demikian sedikit bahan Bahasa Indonesia ini, khususnya dalam membahas Materi yang berjudul Kalimat Ambigu (Pengertian dan Contoh Kalimat Ambigu).Semoga sanggup menambah pengetahuan kita dalam memahami kosakata dan makna ber-Bahasa Indonesia.Terimakasih.