Bentuk Tari Kreasi (Tari Kreasi dari Tradisi dan Nontradisi) – Tari kreasi ialah jenis tarian yang diinovasi dengan menyesuaikan gerakan, alat pengiring, atau properti yang dipakai dalam tarian tersebut supaya terlihat modern serta sanggup diterima oleh masyarakat Indonesia seiring perkembangan zaman.
Adapun pembahasan perihal pengertian tari kreasi, namun yang akan kita bahas kali ini bukanlah itu melainkan Bentuk Tari Kreasi (Tari Kreasi dari Tradisi dan Nontradisi), selamat belajar.
Pola tari kreasi berasal dari beberapa hal. Jenis kreasi tari yang berkembang di masyarakat tidak terlepas dari imbas masa globalisasi yang menyelinap di sela kehidupan bermasyarakat, baik melalui media komunikasi maupun internet yang bisa mencapai tempat terpencil sekalipun. Gaya-gaya gres yang unik dan tetap menunjukkan kekhasannya, menyerupai tarian yang bersifat kedaerahan dengan sentuhan barupun bermunculan. Bentuk gres tersebut menjadi gaya yang dimiliki perseorangan, bahkan mewakili tempat setempat.
Bermunculannya jenis tari dengan kekhasannya yang bermacam-macam merupakan hasil kreativitas kreasi para seniman tari yang dikenali dari karyanya maupun dikenali alasannya tokohnya. Pada zaman dahulu, banyak orang yang mewujudkan gagasan orisinalitasnya ke dalam karya seni tari tanpa didasarkan tujuan material atau profit oriented. Semua kreasi hanya sebagai sarana mengungkapkan gagasan dan ekspresi jiwa.
Pengembangan pola-pola gerak tradisi menjadi tari kreasi telah menerima sentuhan kreativitas dari tangan koreogafernya. Misalnya, tari yang melahirkan gaya dan keunikan yang dianggap gres dan akhirnya diterima masyarakat pada masa itu. Dengan demikian, untuk jenis tari yang lahir dengan gagasan gres dan unik dari tangan para koreografer Indonesia pada sebuah masa tertentu sering kali disebut sebagai Tari Kreasi Baru (karya cipta hasil kreativitas yang baru).
Gagasan kreativitas tari kreasi merupakan:
a. hasil kreativitas pengembangan pada salah satu elemen atau unsur tari dan pendukung lainnya;
b. kreativitas dalam mengungkapkan wangsit atau gagasan original dalam bentuk karya seni tari.
a. Pola Tari Kreasi Bersumber dari Tari Tradisi
Jenis tari kreasi yang berpola garapan tari tradisi ialah kreasi tarian yang mengambil sumber pengembangan sebuah tari kreasi dari tari tradisional tempat setempat. Susunan gerak atau koreografinya pun menurut gaya tari wilayahnya sendiri. Penggambaran tarian diambil dari latar belakang cerita, legenda, dongeng, dan mitos daerahnya. Isi tarian menawarkan sifat dan huruf masyarakatnya.
Di Minang, Sumatra Barat, pada zaman dulu, koreografer Huriah Adam yang menampilkan tarian dengan gaya pencak silat Melayu menjadi sebuah tari kreasi yang diminati dan diberikan penghargaan sebagai bentuk perilaku apresiatif insan seni kepadanya. Namun, kini orang tetap menyebutnya sebagai Tari Kreasi Baru. Tari karya Huriah Adam menjadi sebuah karya tari yang gres dalam tradisi alasannya kurun waktu tumbuh kembangnya yang lama.
Demikian pula yang dilakukan para koreografer yang namanya dikenal di hampir seluruh wilayah Indonesia, menyerupai Gusmiati Suid (Tari Piring dan Tari Galombang dari Sumatra Barat), I Mario pada karya Kebyar Duduk (Bali), dan Bagong Kusudiarjo (dari Yogyakarta) yang populer dengan Tari Yapong tahun 80-an.
Pada masanya, mereka membuat tari-tarian kreasi dengan berpijak pada tari tradisional tempat mereka sendiri. Terobosan mereka pada dikala itu ialah memadukan gerak dari akar sumber gerak tradisional dengan bentuk yang baru. Bahkan, hingga kini karya tarinya diminati banyak orang.
Karyanya dianggap mewakili kebaruan tanpa melepaskan ciri khas daerahnya. Dulu, media komunikasi sulit diperoleh. Transportasi pun kondisinya tak jauh berbeda. Kini, televisi dan internet menjadi jendela dunia bagi semua insan di dunia sehingga kita bisa memperoleh informasi apa pun dan dari mana pun di seluruh kepingan dunia. Hal ini memberi fasilitas kepada koreografer untuk membuka mata, pikiran, dan wawasan terhadap perkembangan seni tari dari daerah, bahkan dari negara lainnya.
Perbedaan berkembangnya tari yang bersumber dari tradisi dengan yang nontradisi bergotong-royong juga tidak terlalu jauh alasannya seni tradisional pada beberapa tempat telah menerima tempat yang cukup baik. Buktinya, masyarakat berlomba-lomba menampilkan seni tradisional pada program bergengsi. Seperti pada program penghargaan untuk insan musik Indonesia, banyak yang menentukan menyajikan Tari Saman dari Nanggroe Aceh Darussalam sebagai pembukaan.
b. Pola Tari Kreasi Nontradisi
Kemodernan dianggap sebagai pujian dan pengakuan diri untuk larut pada kemajuan zaman. Lihat saja, begitu antusiasnya masyarakat, khususnya remaja, menyaksikan panggung tari dalam pameran Let’s Dance yang diadakan oleh salah satu televisi swasta kita. Mungkin antusiasme terhadap tari menyerupai itu dianggap modern oleh para dewasa kini ini.
Sebenarnya, kreasi dalam tari bisa berbentuk proses kreativitasnya saja alasannya melahirkan sesuatu yang baru. Kreativitas itu luas pemahamannya. Anda sanggup berkreasi dalam bentuk apa saja asalkan Anda bisa melakukannya. Misalnya, mengkreasikan teladan gerak yang dikembangkan dengan motif gerak baru, menyusun teladan lantai tariannya, atau benar-benar menyusun sebuah tarian kreasi yang menyajikan wangsit orisinal. Pola penggarapan yang dijadikan dasar untuk berkreasi ada yang benar-benar murni keorisinalannya. Namun, ada juga yang merupakan tari dengan penggarapan yang gres yang berbagi pada salah satu segi, jenis, atau bentuknya. Misalnya, menurut pengembangan gerak dan mengomposisi pola-pola lantai yang dinamis. Bentuk wangsit untuk mengembangkannya saja sudah mengandung sesuatu yang gres pada teladan tari kreasi nontradisi yang baru.
Apa pun wujud kreativitas Anda sepuluh atau lima tahun ke depan, bangsa ini akan mempunyai insan yang kreatif dan mau maju, berhati nurani, dan berwawasan budaya yang luas. Melalui seni, training terhadap perilaku mental harus tumbuh supaya sanggup mendampingi kecerdasan Anda dalam dimensi intelektual sebagai wujud training mental kepada generasi muda untuk menumbuhkan kepekaan rasa sosial yang tinggi dan berhati nurani.
Demikian yang sanggup saya sampaikan mengenai materi Seni Budaya khususnya Seni Tari. Semoga sanggup bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan anda semua dengan adanya Bentuk Tari Kreasi (Tari Kreasi dari Tradisi dan Nontradisi), mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan ataupun pembahasan. Terimakasih.